Informasi Lengkap tentang pendidikan dan Pengajaran serta cara belajar mengajar di sekolah

Indikator Keberhasilan Belajar Pendidikan Agama Islam

Indikator Keberhasilan Belajar Pendidikan Agama Islam

 Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek, yaitu pertama; aspek kognitif, meliputi perubahan- perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan ketrampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua; aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga; aspek psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.
Indikator Keberhasilan Belajar Pendidikan Agama Islam

Berikut ini, Zakiyah Darajat memaparkan ketiga aspek dalam hasil belajar secara rinci:  
a. Aspek kognitif  
Hasil belajar ini meliputi enam tingkatan disusun dari yang terendah hingga yang tertinggi dan dapat dibagi dua bagian: 
1) Bagian pertama, merupakan penguasaan dengan mengingat kembali bahan yang telah diajarkan dan dipandang sebagai balasan untuk membangun pengetahuan yang lebih komplek. 
2) Bagian kedua, merupakan kemampuan-kemampuan intelektual yang menekankan pada proses mental untuk mengorganisasikan dan mereorganisasikan bahan yang ada.
Adapun tingkatan-tingkatan belajar aspek kognitif secara rinci sebagai berikut: 
a) Pengetahuan - Pengetahuan tentang hal-hal yang khusus seperti lambang- lambang dengan keterangan-keterangan kongkrit sebagai alat menguasai pengetahuan selanjutnya. - Pengetahuan tentang peristilahan seperti istilah keagamaan dengan memberikan ciri-ciri, sifat-sifat dan hubungannya yang khas.  - Pengetahuan tentang fakta-fakta khusus seperti mengingat kembali berbagai peristiwa dan waktu kejadiannya, tempat- tempat penting dan hal-hal lainnya (sejarah Islam) dan sebagainya. 
b) Komprehensif yaitu kemampuan untuk menyimpulkan bahan yang telah diajarkan. Hasil belajarnya meliputi:  - Kemampuan untuk menerjemahkan dan memahami ayat-ayat yang berbentuk metafora, simbolisme dan sebagainya.   - Kemampuan untuk menafsirkan yaitu menyusun kembali suatu kesimpulan sehingga merupakan pandangan baru.                                         
c) Aplikasi yaitu kemampuan menggunakan abstraksi-abstraksi dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam situasi yang khusus dan kongkrit dalam kehidupan sehari-hari, meliputi:  - Menggunakan istilah-istilah agama dalam percakapan sehari- hari.  - Kemampuan meramalkan akibat-akibat dari suatu perubahan atau pelanggaran norma-norma Islam. 
d) Analisa yaitu kemampuan menguraikan suatu bahan ke dalam unsur-unsurnya sehingga susunan ide-ide dan pikiran yang kabur menjadi jelas karena dinyatakan secara eksplisit, meliputi:  - Analisa mengenai apa yang tersirat, membedakan yang benar dan yang salah.  - Analisa mengenai hubungan. - Analisa mengenai prinsip organisasi penyusunan secara sistematis. 
e) Sintesa yaitu kemampuan untuk menyusun kembali unsur-unsur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu keseluruhan yang baru, meliputi:  - Kemampuan menceritakan kembali pengalaman keagamaan baik secara lisan maupun tulisan.  - Menyusun rencana kerja sesuai kaidah ajaran Islam.  - Merumuskan hukum dan memecahkan masalah berasaskan ajaran islam.  
f) Evaluasi yaitu kemampuan untuk menilai, menimbang dan melakukan pilihan yang tepat, meliputi:  - Mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap berbagai masalah sesuai dengan norma-norma ajaran Islam.  - Mampu memilih alternatif yang tepat sesuai dengan ajaran Islam.     

b. Aspek afektif  
Aspek afektif adalah aspek yang bersangkutan dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa. Hasil belajar aspek ini diperoleh melalui proses internalisasi, yaitu suatu proses ke arah pertumbuhan batiniah atau rohaniah siswa, pertumbuhan itu terjadi ketika suatu nilai yang terkandung dalam ajaran agama dan kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu sistem nilai diri, sehingga menuntun segenap pernyataan sikap, tingkah laku dan perbuatan moralnya dalam menjalani kehidupan ini.
  Menurut Benjamin S. Bloom sebagaimana dikutip oleh M. Chabib Thoha, mentaksonomikan aspek afektif sebagai berikut:
1. Receiving,
 dengan ciri-cirinya:
a) aktif menerima dan sensitif (tanggap) dalam menghadapi gejala- gejala (fenomena)
b) siswa sadar tetapi sikapnya pasif terhadap stimulus
c) siswa sedia menerima, pasif terhadap fenomena tetapi sikapnya mulai aktif
d) siswa mulai selektif, artinya sudah aktif melihat dan memilih
 2. Responding,
dengan ciri-cirinya:
a) bersedia menerima, menanggapi dan aktif menyeleksi reaksi
b) compliance (manut) mengikuti sugesti, dan patuh
 c) sedia menanggapi atau merespon
d) puas dalam menanggapi
3. Valuing,
dengan ciri-cirinya:
a) sudah mulai menyusun/memberikan persepsi tentang objek/fenomena
b) menerima nilai (percaya)
c) memilih nilai/seleksi nilai
d) memiliki ikatan batin (memiliki keyakinan terhadap nilai)
4. Organization,
 dengan ciri-cirinya:
a) pemilikan sistem nilai
b) aktif dalam mengkonsepsikan nilai dalam dirinya
c) mengorganisasikan sistem nilai (menjaga agar nilai menjadi aktif dan stabil)
5. Characterization by a value or value complex, dengan ciri-cirinya:
a) menyusun berbagai macam sistem nilai menjadi nilai yang mapan dalam dirinya
b) predisposisi nilai (terapan dan pemilikan sistem nilai)
c) karakteristik pribadi atau internalisasi nilai (nilai sudah menjadi bagian yang melekat dalam pribadinya)
c. Aspek psikomotorik 
Bersangkut dengan ketrampilan yang lebih bersifat kongkrit. bentuk-bentuk hasil belajarnya adalah sebagai berikut: 
1) Ketrampilan menunjukkan kepada proses kesadaran setelah adanya rangsangan penglihatan, pendengaran atau alat indra lainnya. 
2) Kesiapan atau set, meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi untuk bertindak. 
3) Respon terpimpin, yaitu langkah permulaan dalam mempelajari ketrampilan yang komplek. 
4) Mekanisme, yakni ketrampilan yang sudah terbiasa tetapi tidak seperti mesin dan gerakan-gerakannya dilakukan dengan penuh keyakinan, mantap, tertib, santun, khidmat dan sempurna.  
5) Respon yang komplek, berkenaan dengan penampilan ketrampilan yang sangat mahir. Kemahiran ditampilkan dengan cepat, lancar dan tepat. 

 Ketiga aspek ini harus ditanamkan kepada siswa secara maksimal dan hendaknya diberikan secara seimbang. Karena eksistensi ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh, jika salah satu aspek diberikan dan mengabaikan kedua aspek lainnya maka tujuan pendidikan agama Islam tidak akan tercapai, dimana tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan eksistensi ketiganya, sehingga siswa dapat meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Labels: cara membuat skripsi

Thanks for reading Indikator Keberhasilan Belajar Pendidikan Agama Islam . Please share...!

Back To Top