Metode-Metode Pengajaran Al-Qur’an
Dalam sistem pendidikan Islam, pendidikan Al-Qur’an menempati posisi yang paling utama. Sebab Al-Qur’an merupakan sumber utama nilai-nilai Islam, ia merupakan petunjuk dan sekaligus merupakan tolak ukur dari seluruh tingkah laku manusia mengajarkannya. Belajar Al-Qur’an itu dapat dibagi kepada beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampai lancar dan baik, menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam qira’ât dan tajwîd; belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya; dan terakhir belajar menghafalnya di luar kepala.
Pada tingkat pertama, yaitu tingkat mempelajari membaca Al-Qur’an dengan baik, hendaknya sudah merata dilaksanakan sehingga tidak ada lagi orang yang buta huruf Al-Qur’an di kalangan masyarakat Islam. Di tiap-tiap rumah tangga orang Islam hendaknya diaktifkan benar-benar pemberantasan buta huruf Al-Qur’an, sehingga setiap Muslim yang menjadi keluarga rumah tangga itu sudah pandai semuanya membaca Al-Qur’an dengan baik.
Sesudah itu, barulah menginjak ke tingkat yang kedua, yaitu mempelajari arti dan maksud yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, Al-Qur’an itu betul-betul menjadi pelajaran, petunjuk dan peraturan bagi setiap Muslim dalam mencapai kebahagiaan hidup yang diridhai Allah.
Pada tingkat pembelajaran Al-Qur’an, banyak metode yang diterapkan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam, khsusnya lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pengajaran Al-Qur’an. Ada metode IQRA’, AN-NÛR, Ta’limul Qur’an lil Aulâd (TQA), dan sebagainya. Metode-metode tersebut pada dasarnya bertujuan agar siswa atau peserta didik dapat secepat mungkin bisa membaca Al-Qur’an, kemudian mencintai dan mengamalkannya.
Masing-masing metode memiliki kelebihan-kelebihan dan kekhususan tersendiri dari metode yang lain. Misalnya metode An-Nûr, berbeda dengan metode konvensional, An-Nûr banyak menggunakan pendekatan kognitif dan analogi sederhana untuk memperkenalkan bentuk dan bunyi huruf Hijaiyyah. Metode inovatif pengajaran Al-Qur’an yang telah terbukti hampir 100% membantu puluhan ribu umat muslim bebas dari buta baca Al-Qur’an. Metode ini memungkinkan seseorang belajar dari nol hingga mampu membaca Al-Qur’an dalam waktu hanya 2 jam.
Sedangkan metode TQA membagi siswanya ke dalam dua paket berdasarkan kemampuan yang hendak dicapai. Pada paket A (Umum) tujuan atau target yang hendak dicapai adalah siswa hafal dan mampu menerjemahkan sejumlah surah pendek dan ayat secara lafziyah serta menuliskannya dengan baik (tahsin al-kitabah), mampu membaca secara tartil dan sejumlah ayat dengan tilawah. Sedangkan pada paket B dibagi lagi menjadi dua jurusan, yaitu jurusan tilawah dan jurusan tahfîzh. Pada tilawah, siswa diharapkan mampu membaca Al-Qur’an dengan lima nada lagu beserta cabang dan tingkatan nada, mampu menerjemahkan secara lafzhiyah sejumlah ayat. Sedangkan pada jurusan tahfîzh, santri diharapkan hafal dengan baik juz ‘Amma dan surah pilihan tertentu.
Labels:
Pendidikan
Thanks for reading Metode-Metode Pengajaran Al-Qur’an. Please share...!