Definisi dan Teori Teori Belajar
- Definisi
Belajar
Belajar merupakan dasar untuk memahami
perilaku. Studi tentang belajar mencakup lingkup yang amat luas, sebab belajar
berkaitan dengan masalah fundamental seperti perkembangan emosi, motivasi,
perilaku sosial dan kepribadian. Sehingga sering muncul beberapa pertanyaan
sehubungan dengan pengertian belajar.
Para ahli psikologi telah mencoba
merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Sering pula rumusan dan
tafsiran itu berbeda satu sama lain. Akan tetapi maksud dan tujuan yang hendak
dicapai pada dasarnya sama.
Pada hakekatnya belajar adalah kegiatan
yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah
laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru
maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif.
Senada dengan uraian di atas, Winkel mendefinisikan belajar sebagai:
Suatu
aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan dan berbekas[1].
Di sini Winkel memandang bahwa peristiwa belajar terjadi karena adanya
interaksi aktif antara induvidu dengan lingkungannya. Individu yang dimaksud
harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan dan
perasaannya agar perubahan yang terjadi pada dirinya bersifat konstan dan
wajar.
Gegne dalam bukunya The conditions of Learning (1977, dalam Ngalim
Purwanto, 1987: 85) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu
ke waktu sesudah mengalami situasi itu.
Witherington (1952, dalam Usman Effendi dan S. Praja, 1985: 103) merumuskan
pengertian belajar sebagai suatu perubahan dalam kepribadian, sebagaimana yang
dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon atau tingkah laku
yang baru, yang ternyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaaan, kesanggupan
atau pemahaman.
Kemudian Sumadi Suryabrata (1987: 247-249) menyimpulkan definisi belajar
yang dikemukakan oleh beberapa ahli seperti Cronbach, Harold Spear, Mogeoh,
Hilgard dan W. Stern dalam kesimpulannya beliau mengemukakan pokok-pokok
sebagai berikut:
a. Bahwa
belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavior changes, aktual maupun
potensial).
b. Bahwa
perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c. Bahwa
perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Terjadinya perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh peristiwa belajar juga dikemukakan oleh Gage (1984: 254). Menurut
Gage:
Learning may be defined as the process wherebay an
organism changes its behavior as result of experience.
(Belajar dapat didefinisikan sebagai
proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari
pengalaman)
- Teori-teori
Belajar
Sebelum abad ke-duapuluh, telah
berkembang beberapa teori belajar yaitu: teori disiplin mental, teori
pengembangan alami atau teori aktualisasi diri, dan teori appersepsi. Hingga
sekarang teori-teori tersebut masih dirasakan pengaruhnya di sekolah-sekolah.
Ketiga teori belajar tersebut memiliki ciri yang sama, yaitu teori-teori itu
dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen-eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa dasar orientasinya lebih
bersifat filosofik dan spekulatif.
Teori disiplin mental menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa
didisiplinkan atau dilatih. Siswa-siswa dilatih untuk menghafalkan daftar
kata-kata dan setiap hari diberi tes. Siswa yang belum pandai harus kembali
sesudah jam sekolah untuk dilatih lagi. Berbeda dengan teori disiplin mental,
teori perkembangan alami menganggap bahwa anak berkembang secara alamiah,
sehingga guru-guru yang menganut teori ini mula-mula menunggu hingga
siawa-siswanya menyatakan keinginannya untuk belajar sesuatu. Teori yang
ke-tiga adalah teori appersepsi. Menurut teori ini belajar merupakan suatu
proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan lama yang
sudah membentuk fikiran.
Teori-teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-duapuluh ini
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu teori belajar behavioristik, teori
belajar kognitif, dan teori belajar humanistik.
Ahli-ahli yang banyak mencurahkan perhatiannya pada teori-teori belajar
perilaku ialah Ivan Pavlov, Thorndike, John B. Waston, E.R. Guthrie dan Skiner.
Teori belajar lain yang banyak dianut oleh guru adalah teori Gestalt Field.
Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah hanya sekedar makhluk
reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang
mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang merupakan kebulatan
jasmani-rohani.[2]
Belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya sekedar proses asosiasi
antara stimulus-respon yang semakin lama semakin kuat karena adanya
latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar terjadi jika ada pengertian
(insight). Insight ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba
memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat adanya
hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain kemudian dipahami
sangkut pautnya dan dimengerti maknanya. Belajar adalah suatu proses rentetan
penemuan dengan bantuan pengalaman-pengalaman yang sudah ada. Manusia belajar
memahami dunia sekitarnya dengan jalan mengatur, menyusun kembali pengalaman-pengalamannya
yang banyak dan berserakan menjadi suatu struktur dan kebudayaan yang berarti
dan dipahami olehnya
Labels:
Pendidikan,
Pengajaran
Thanks for reading Definisi dan Teori Teori Belajar. Please share...!