Informasi Lengkap tentang pendidikan dan Pengajaran serta cara belajar mengajar di sekolah

Metode Pembinaan Akhlak Remaja

Metode Pembinaan Akhlak Remaja

    Kedudukan suatu metode dalam dunia pendidikan dan pembinaan adalah sangat penting sekali, sebab tanpa adanya metode yang tepat maka tujuan dari pendidikan itu tidak akan berhasil dengan baik.

    Menurut Drs. Ahmad. D. Marimba ada dua jenis pendekatan metode yakni meliputi :
    a.       Metode Langsung
    Adalah mengadakan hubungan langsung secara pribadi dan kekeluargaan dengan individu yang bersangkutan. Metode secara langsung ini dibedakan menjadi lima, diantaranya adalah :
    1)      Teladan
    Tingkah Laku, cara berbuat dan berbicara akan di tiru oleh anak (ingat dorongan meniru dan perkenaan). Dengan teladan ini, timbulah gejala identifikasi positive, ialah penyamana diri dengan orang yang ditiru. Identifikasi positive itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian.
    Seperti dikatakan diatas, nilai-nilai yang dikenal si anak masih melekat pada orang-orang yang disenaginya dan dikaguminya, jadi pada oramg-orang dimana ia berinditifaksi.
    Inilah salah satu proses yang ditempuh anak dalam mengenal nilai. Sesuatu itu disebutkan baik karena juga oleh ayah, ibu atau guru.
    2)      Anjuran, suruhan dan perintah
    Kalau dalam teladan anak dapat melihat, maka dalam anjuran dsb. Anak mendengar apa yang harus dilakukan. Suruhan, anjuran dan perintah adalah alat pembentuk disiplin secara positive. Disiplin perlu dalam pembentukan kepribadian, terutama karena akan menjadi disiplin sendiri, tetapi sebelum itu perlu lebih dahulu ditanamkan disiplin dari luar.
    3)      Latihan-latihan
    Tujuannya ialah untuk menguasai gerakan-gerakan dan menghafal ucapan-ucapan (pengetahuan). Dalam melakukan ibadat kesempurnaan gerakan dan ucapan ini penting artinya.
    Latihan juga dapat menanamkan sifat-sifat yang utama, misalnya kebersihan, keteraturan dan sebagainya. Latihan membawa anak ke arah berdiri sendiri (tidak usah selalu dibantu oleh orang lain). Latihan membawa kepuasan bagi sianak, dengan memperhatikan hasil-hasil latihanya, dan dapat memberi dorongan untuk melakukan yang lebih baik (self competition).
    4)      Hadiah dan sejenisnya
    Yang dimaksud hadiah, tidak usah selalu berupa barabg. Anggukan kepala dengan wajah berseri-seri, menunjukan jempol (ibu jari) si pendidik, sudah satu hadiah. Pengaruhnya besar sekali. Memenuhi dorongan mencari perkenan, mengembirakan anak, menambah kepaercayaan pada diri sendiri. Membantu dalam usaha mengenal nilai-nilai.
    5)      Kompetisi dan kooperasi
    Diatas telah disebutkan arti (guna) self competition, kompetisi dengan orang lain dalam arti yang sehat, misalnya perlombaan mengaji  Al- Qur’An dsb. Mendorong anak berusaha lebih giat.
    Kooperasi meliputi usaha-usaha kerja bersama. Menumbuhkan rasa simpati dan oenghargaan kepada orang-orang lain, menambahkan rasa saling percaya.[1]           
    b.      Metode Tak Langsung
    Yang dimaksud dengan metode tak lagsung adalah metode yang bersifat pencegahan, peneknan pada hal-hal yang merugikan.
    1)      Koreksi dan pengawasan
    Koreksi dan pengawasan bertujuan untuk mencegah dan menjaga agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
    Pengawasan tersebut sangat perlu bagi remaja, sebab bila ada kesempatan remaja akan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan peraturan yang ada.
    2)          Larangan
    Maksudnya adalah suatu keharusan untuk tidak melaksanakan pekerjaan yang merugikan. Misalnya larangan untuk melanggar peraturan yang ada atau yang telah di tetapkan.
    3)          Hukuman
    Adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan penyelesaian dan penyesalan[2].
    Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing. Semakin mampu guru (ustadz) mengurangi kelemahan dalam mempergunakan suatu metode, maka akan semakin tinggi pula efisiensi dan efektifitasnya, apalagi dalam membina pendidika pada remaja.
    Menurut Prof. Dr. H. Hadari Nawawi  ada beberapa pendekatan metode di antaranya adalah :
    a.       Metode Ceramah
    Dalam istilah  lama metode ini disebut juga metode memberi tahukan. Disamping itu ada yang menyebutnya metode penyampaian informasi atau metode cerita (bercerita)
    Sebagaimana di jelaskan dalam firman surat Al-A’raaf ayat 35 sebagai berikut :

    ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä $¨BÎ) öNä3¨ZtÏ?ù'tƒ ×@ßâ öNä3ZÏiB tbqÁà)tƒ ö/ä3øn=tæ ÓÉL»tƒ#uä   Ç`yJsù 4s+¨?$# yxn=ô¹r&ur Ÿxsù ì$öqyz öNÍköŽn=tã Ÿwur öNèd tbqçRtøts ÇÌÎÈ
    Artinya: Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Q.S Al-A’raaf : 35)
                   
    Metode ceramah ini merupakan metode penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru atau ustadz kepada sejumlah murid atau santri yang biasanya berlansung di dalam sebuah kelas. Guru atau ustadz merupakan pihak yang aktif atau pusat kegiatan (teacher centered). Untuk mewujudkan sentuhan pendidikan dalam menyampaikan materi pelajaran (misalnya tentang shalat, akhlak dan lain-lain), satu-satunya alat bantu yang dipergunakan hanyalah kalimat yang dituturkan secara lisan. Murid atau santri cenderung pasif. Aktivitas utama yang dilakukan adalah mendengar sevara tertib dan mencatat seperlunya pokok-pokok pelajaran yang dianggap penting.
    b.      Metode Tanya Jawab
    Dari perkataan tanya jawab sudah dapat dipahami, bahwa metode ini merupakan cara mengajar, yang dilakukan dengan mengajukan peertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Metode ini secaera murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid atau santri sebelumya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah atau lebih buku. Kemudian di kelas pelajaran dilakukan dengan cara bertanya jawab. Pertanyaan dapat datang dari guru ustadz, yang telah dipersiapkan lebih dahulu dan diajukan pada murid atau santri di kelasnya. Sebaliknya murid atau santri, dapat juga ditugaskan membuat pertanyaan-pertanyaan pada waktu mempelajari materi tersebut. Selanjutnya di daam kelas pertanyaan disampaikan secara lisan. Yang oleh guru atau ustadz dilemparkan lebih dahulu kepada murid atau santri lain untu dijawab, sebelum dijawab oleh guru atau ustadz apabila tidak ada yang dapat menjawabya.
    c.       Metode diskusi
    Metode ini dapat juga disebut musyawarah, meskipun sebenarnya lebih mengarah pada kepentingan rapat-rapat dan kurang tepat dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Disamping itu karena pertanyaannya mengandung masalah, metode ini dapat dikembangkan menjadi metode pemecahan masalah (problem solving method)[3].
       
    Dengan demikian sebenarnya banyak metode atau cara dalam pembinaan akhlak remaja. Tentunya setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing serta memiliki daya ketepatan sesuai situasi dan kondisi dimana metode tersebut digunakan.  Demikian juga metode yang digunakan Pondok Pesantren dalam pembinaan akhlak remaja tentunya menggunakan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.
    Labels: Pendidikan, Pengajaran

    Thanks for reading Metode Pembinaan Akhlak Remaja. Please share...!

    Back To Top