. SIKAP AL-GHAZALI TERHADAP FILOSUF-FILOSUF DAN FILSAFAT
Al-Ghazali adalah orang yang pertama-tama mendalami
filsafat dan sanggup mengkritiknya pula. Hasil peninjauannya terhadap filsafat
di bukukannya dalam bukunya “Maqasid al-Falasifah” dan “Tahafut al-Falasifah”.
Dalam buku “Maqasid al-Falasifah” terdapat 3 persoalan
filsafat, yaitu logika, Ketuhanan (metafisika) dan fisika yang diuraikannya
dengan sejujur-jujurnya, seolah-olah dia seorang filosuf yang menulismtentang
kefilsafatan, sesudah itu ia menulis buku berikutnya, yaitu “Tahafut al-Falasifah”,
dimana ia bertindak bukan sebagai seorang filosuf melainkan sebagai seorang
tokoh Islam yang hendak mengkritik filsafat dan menunjukkan kelemahan-kelemahan
serta kejanggalan-kejanggalannya, yaitu dalam hal-hal yang berlawanan dengan
agama.
Menurut Al-Ghazali, lapangan filsafat ada 6 yaitu :
(1).Matematika (2).Logika (3).Fisika (4).Metafisika (ketuhanan) (5).Politik dan
(6).Etika. Hubungan lapangan-lapangan tersebut tidak sama, ada yang tidak
berlawanan sama sekali dengan agama, dan ada pula yang berlawanan dengan agama,
sebagaimana yang trerlihat dalam uraian berikut ini :
Menurut Al-Ghazali, agama tidak melarang ataupun
memerintahkan ilmu ilmu matematika, karena ilmu ini adalah hasil pembuktian
fikiran orang yang tidak bisa diingkari, sesudah difahami dan dimengerti.
Lapangan logika menurut Al-Ghazali, juga tidak ada
sangkut pautnya dengan agama, atau dengan kata lain agama tidak memerintahkan
atau melarang logika. Logika berisi penyelidikan tentang dalil-dalil
pembuktian, qias-qias (Sylogisme), syarat-syarat pembuktian (burhan),
definisi-definisi dan debagainya. Semua persoalan ini tidak perlu diingkari,
sebab masih sejenis dengan yang dipakai oleh ulama-alama theologi Islam
meskipun kadang-kadang berbeda istilah dan kata-katanya. Bahaya yang ditimbulkan
oleh logika dari filosuf-filosuf, ialah karena syarat-syarat pembuktian bisa
menimbulkan keyakinan, maka syarat-syarat pembuktian tersebut juga menjadi
pendahuluan dalam soal-aoal ketuhanan (metafisika), saedang sebenarnya tidak
demikian.
Ilmu fisika, menurut Al-Ghazali, membicarakan tentang
planet-plnet, unsure-unsur (benda) tunggal, seperti air, hawa, tanah dan api :
kemudian benda-benda tersusun seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, logam,
sebab-sebab perubahan dan pelarutannya.
Lapangan Ketuhanan (metafisika),menurut Al-Ghazali,
banyak sekali berisi kesalahan filosuf-filosuf. Mereka tidak bisa mengadakan
ketelitian dalam lapangan ketuhanan, Sebagaimana yang telah diadakan oleh
mereka dalam lapangan logika, dan oleh karena itu perbedaan pendapat mereka dalam
lapangan tersebut banyak sekali. Di antara tokoh Yunani yang mendekati
filosuf-filosuf Islam, seperti yang dinukilkan oleh Al-Farabi dan Ibnu Sina,
ialah Aristoteles. Kesalahan-kesalahan mereka dalam lapangan tersebut ada 20
soal, dan 17 soal diantaranya mereka harus dinyatakan sebagai orang-orang
bidat, sedang dalam 3 soal selebihnya, mereka dinyatakan sebagai atheis
(kafir), karena fikiran-fikiran dalam 3 soal tersebut berlawanan sama sekali
dengan pendirian semua kaum muslimin
Dalam lapangan politik, menurut Al-Ghazali, semua
kata-kata para filosuf berkisar pada satu soal saja, yaitu hikmah kebijaksanaan
yang bertalian dengan soal-soal dan kekuasaan duniawi.
Dalam segi moral / akhlak (etika), perkataan mereka
berkisar pada sifat jiwa, macam-macamnya dan cara menghadapinya.
Labels:
Pendidikan,
Pengajaran
Thanks for reading SIKAP AL-GHAZALI TERHADAP FILOSUF-FILOSUF DAN FILSAFAT. Please share...!