B.
Peran Ulama’ Sebagai Pendidik dalam Meningkatkan kesadaran
Beragama
1.
Sebagai Pemandu dalam Mempelajari Pengetahuan Keagamaan
Ulama’ adalah
pembina atau pengembala umat, apakah jadinya suatu kelompok masyarakat tidak
ada pengendalinya, tidak ada manusia-manusia yang berfungsi dan berkedudukan
sebagai pembimbing dan pemberi peringatan, memang ulama’ harus terjun dalam
semua aspek kehidupan. Yaitu menjadi masalah adalah apakah ulama’ mampu dan
berfungsi di tengah-tengah kebutaan masyarakat
terhadap ilmu-ilmu agama.
Di dalam
Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 110 Allah berfirman yang berbunyi sebagai
berikut :
كنتم
خير امّةِ اخرجت للنا س تأ مرون بالمعروف وتنهون عن المنكر
وتؤ منون باالله ولو أمن اهل
الكتب لكان خيرًا لهم منهم المؤ منون
واكثرهم الفسقو ن ( ال عمران 110)
Artinya : Adakah kamu sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi manusia
(supaya) kamu menyuruh kepada yang ma’ru, dan melarang dari yang munkar serta
beriman kepada Allah. Kalau berimanlah ahli kitab, niscaya akan lebih bagi
mereka, tetapi setelah mereka
beriman dan kebanyakan mereka fasik
Tugas di atas jelas yang harus
dilakukan oleh ulama’ yaitu :
a.
Mendorong agar umat manusia mau bermar ma’ruf nahi
munkar yaitu berbuat kebajikan terhadap terhadap isis
alam ini, baik hubungannya dengan khaliq ataupun berhubungan dengan makhluq
yang lain serta hubungannya dengan alam.
b.
Mencegah
terhadap setiap perilaku yang mengarah kepada kemungkaran, sebab mencegah pada
sesuatu dari suatu pekerjaan barangkali memungkinkan lebih mudah dibandingkan
dengan mengobati dan menyembuhkan terhadap orang-orang yang sering melakukan
suatu perbuatan yang munkar.
Umat manusia
tidak akan mungkin sampai pada pemahaman pengetahuan keagamaan khususnya yang
berkaitan erat dengan amar ma’ruf dan nahi munkar dengan tidak adanya bimbingan
dan pengarahan secara tepat dan langsung.
Di samping itu
masyarakat jangan segan-segan untuk bertanya apa saja yang dibutuhkan kepada
ahli-ahli agama islam, agar tidak buta terhadap pengetahuan keagamaan sebagai
pedoman hidup dalam mengarungi kehidupan.
Sebab dengan
pengetahuan keagamaan yang memadai seseorang akan tenang dalam menghadapi
segala permasalahan, sulit diombang–ambingkan keadaan di sekelilingnya. Suatu
keyakinan bahwa jika agama sebagai pedoman hidup telah terpatri sejak kecil,
maka setiap prilaku, pandangan hidupnya, akan selalu didasarkan atas
ajaran-ajaran agama.
Agama merupakan
sumber paling luhur bagi manusia, dengan agama inilah umat manusia akan
dikokohkan ketinggian martabatnya dalam rangka memenuhi fungsinya sebagai
khalifah dimuka bumi ini. Adapun pengetahuan agama yang di kembangkan dan di
pelajari oleh setiap manusia yang beriman dibawah bimbingan ahli-ahli agama
sebagaimana yang diungkap oleh Nazaruddien Razak (1989;35) adalah : “ Akhlaq,
kemudian dihidupkannya tauchid, dan ibadah kepada Tuhan.
Ketiga materi
itulah yang harus dipelajari setiap insan muslim sejati sebagai satu kesatuan
pengetahuan keagamaan untuk dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun
aktifitaas-aktifitas untuk mempelajari pengetahuan keagamaan dapat melalui
pengajian-[engajian dalam perkumpulan/majlis ta’lim dalam suatu wilayah,
ataupun media-media lain yang memungkinkan digunakan sebagai alat belajar.
2.
Sebagai Pembimbing untuk Memantapkan Keyakinan Beragama
Suyuthi
(192:21) mengatakan bahwa : “ agama Islam adalah sebagai agama ilmu, sehingga
untuk menjadi seorang muslim mestinya adalah orang-orang yang berilmu, sebab
yang benar-benar takut kepada Allah yaitu orang-orang yang berilmu (ulama’).
Dari pendapat
di atas dapat diambil suatu pemahaman yang lebih luas bahwa hubungannya dengan
peranan ulama’ adalah memberi pengetahuan, bimbingan dan jalan keluar untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, sehingga dengan pengetahuan tersebut dapat
menjadi bahan untuk memantapkan keyakinan beragama.
Jadi
belajar-ilmu-ilmu agama itu pada hakikatnya adalah untuk mempertajam dan
memantapkan ajaran agama islam khususnya keyakinan beragama. (Tauhid).
Keyakinan beragama atau iman merupakan fondasi seseorang yang harus dibangun
terlebih dahulu, sebab tidak adanya fondasi yang kuat dan kokoh adalah dapat
menentukan keberhasilan dalam menanamkan dan memantapkan keyakinan beragama.
Menelaah
pejuangan rasulullah SAW. Ketika baru menerima wahyu Allah untuk diajarkan
kepada umat islam pada waktu itu adalah pendidikan tauhid. Pendidikan tauhid
yang diajarkan Nabi, intisarinya sebagaimana yang terdapat pada pokok-pokok
pikiran surat Al-Fatihah sebagaimana ditulis oleh
Zuhairi (180 ; 23) yang isinya sebagai berikut :
a.
Allah adalah pencipta alam semesta yang sebenarnya
Dialah satu-satunya penguasa dimuka bumi ini.
b.
Allah telah memberikan nikmat dan segala keperluan
makhluknya
c.
Allah adalah raja di kemuadian hari
d.
Allah adalah sembahan yang sebenarnya dan satu-satunya
e.
Allah adalah penolong yang sebenarnya
f.
Allah adalah yang sebenarnya memberikan bimbingan petunjuk kepada manusia dalam mengarungi
kehidupan dunia
Materi tauhid
diatas itu masih relevan sekali untuk diterapkan kepada setiap insan muslim
yang bertaqwa kepada Allah SWT. Melalui ulama’ulama’ pewaris Nabi terhadap
ilmu-ilmu yang dimilikinya.
Bimbingan dan
pengarahan yang diberikan ulama’ ini dapat berupa contoh –contoh ibadah yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari baik ibadah yang bersifat khusus penyembahan
manusia kepada Allah SWT. Juga ibadah dalam arti secara umum sebagai bentuk
realisasi manusia bertaqwa kepada Allah.
Syabiq (1982 ;
23 ) memberikan keterangan yang mudah bahwa upaya memantapkan keyakinan
beragama itu yang kuat supaya : “ ….mengarahkan pandangan mereka (manusia)
kearah kerajaan langit dan bumi, menggerakkan akal pikiran mereka supaya
mengenang serta memikirkan tanda kekuasaan Tuhan.
Memang untuk
sapai pada puncak kesadaran atau berkeyakinan agama yang tinggi itu sulit,
seorang harus mau melatih diri dengan
alasan-alasan ibadah secara rutin dan terus menerus, dan banyak sekali
hambatan-hambatan untuk menuju pada kebesaran Ilahi. Sebab dalam diri manusia
terdapat hawa nafsu, jika ini tidak dapat dikendalikan maka akan hancur
kehidupan manusia itu.
Baca Juga :
- Pengertian Prestasi Belajar
- Pengertian Supervisi Pendidikan - New !!
- Pengertian Tentang Buruh Tani
- Pengertian Teori Fungsional Struktural
Oleh karena itu
tidak ada salahnya jika manusia selalu memohon untuk diberi petunjuk dan jalan
yang lurus agara selamat dalam menjalankan roda kehidupan ini. Allah berfirman
agar umatnya selalu memohon petunjuk demi keselamatan dirinya (manusia )yaitu
pada surat
Al-Fatihah ayat 5 berbunyi sebagai berikut :
اهد
نا الصراط المستقيم ( الفا تحه 5)
Artinya : “
Tunjukilah (hati) kami ke jalan yang lurus”
Jalan lurus
tersebut adalah jalan agama yaitu jalan yang diridlai oleh Allah swt. Agar
dapat mencapai kebahagian hidup, di dunia dan di akhirat.
Labels:
Pendidikan,
Pengajaran
Thanks for reading Peran Ulama’ Sebagai Pendidik dalam Meningkatkan kesadaran Beragama. Please share...!