Informasi Lengkap tentang pendidikan dan Pengajaran serta cara belajar mengajar di sekolah

Pendekatan dan Metode Dalam Menciptakan Kedisiplinan

Pendekatan dan Metode Dalam Menciptakan Kedisiplinan
            Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menciptakan kedisiplinan. Oleh karena permasalahan dan situasi dalam dunia pendidikan senantiasa berubah-ubah, maka guru dituntut untuk menguasai berbagai pendekatan. Tidak ada suatu pendekatan yang cocok untuk semua situasi, dan setiap pendekatan mempunyai kelemahan dan keampuhannya masing-masing. Pandangan otoriter meliat pengelolaan kelas semata-mata sebagai upaya untuk menegakkan tata tertib.
Dengan berbagai cara siswa diarahkan untuk mematuhi segala tata aturan yang berlaku di lingkungannya dan sedapat-dapatnya dihindarkan dari pelanggaran sekecil apapun.

https://wawasanpengajaran.blogspot.com/2017/10/pendekatan-dan-metode-dalam-menciptakan.html

Sedangkan pandangan permisif memusatkan perhatian pada usaha untuk memaksimalkan kebebasan siswa. Semua siswa diberi kesempatan untuk melakukan apa saja yang dikehendaki dalam lingkungannya. Siswa belajar dari apa yang dilakukannya dengan melihat kemanfaatan dan kemadaratannya, yang pada akhirnya dia dapat menentukan suatu perilaku yang berarti bagi dirinya.
Kedua pandangan ini bagaikan dua sisi yang sangat berlainan. Suatu disiplin yang ketat dan kaku, tanpa disadari makna dan hakikatnya, hanya akan menumbuhkan kepatuhan yang semu dan pada suatu saat jiwa siswa akan berontak atau frustasi. Kebebasan yang tanpa batas akan terperosok ke dalam kegagalan atau siswa terlalu mendewakan kata hati mereka. Perpaduan kedua pandangan tersebut dapat kita pandang sebagai penyempurnaan dari keduanya. Kapan dan dalam hal apa siswa harus tunduk kepada tata aturan yang sudah disusun untuk membentuk pola perilaku yang diharapkan, dan kapan serta dalam hal apa siswa diberi kebebasan untuk membuat dan menentukan aturan sendiri sebagai pengembangan watak kemandirian. Pribadi yang memiliki dasar-dasar dan mampu mengembangkan disiplin diri berdasarkan acuan nilai moral. Sehubungan dengan itu disiplin diri dibangun dari asimilasi dan penggabungan nilai moral untuk diinternalisasi oleh subyek didik sebagai dasar-dasar untuk mengarahkan perilakunya. Orang tua dapat merealisasikannya dengan cara menciptakan situasi dan kondisi yang dihayati oleh anak-anak agar memiliki dasar-dasar dalam mengembangkan disiplin diri. Dan upaya ini berarti orang tua telah merealisasikan pelaksanaan UU No.11 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang menyebutkan : Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan, dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan. Anak yang berdisiplin diri memiliki keteraturan diri berdasarkan UUSPN di atas, artinya tanggung jawab orang tua adalah mengupayakan agar anak berdisiplin diri untuk melaksanakan hubungan dengan Tuhan yang menciptakannya, dirinya sendiri, sesama manusia dan lingkungan alam serta mahluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral.
            Bernhard menyatakan bahwa tujuandisiplin adalah mengupayakan pengembangan minat anak menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik.

Salah satu upaya yang esensial maknanya adalah mengundang anak-anak untuk mengaktifkan diri dengan nilai-nilai moral untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Dan demikian menunjukkan perlu adanya posisi dan tanggung jawab dari orang tua. Karena orang tua berkewajiban meletakkan dasar-dasar disiplin diri kepada anak, sekolah dan masyarakat dikembangkan disiplin diri itu. Disiplin diri merupakan substansi esensial di era global untuk dimiliki dan dikembangkan oleh anak karena dengannya ia dapat memiliki kontrol internal untuk berperilaku yang senantiasa taat moral. Dengan demikian anak tidak hanyut oleh arus globalisasi tetapi sebaliknya ia mampu mewarnai dan mengakomodasi.27

Tipe yang paling efektif untuk mendisiplinkan anak, termasuk penggunaan pendekatan yaitu : 28
a.       Pendekatan Positif adalah pendekatan yang arahnya kepada hal yang baik.
Contoh : Teladan, Bujukan/ pujian dan Hadiah
b.      Pendekatan Negatif adalah pendekatan yang arahnya kepada hal yang buruk.
       Contoh : Hukuman
1.      Menghasilkan / menimbulkan suatu keinginan perubahan / pertumbuhan pada anak.
2.      Tetap terpelihara harga diri anak
3.      Tetap terpelihara suatu hubungan yang rapat antara orang tua dengan anak.
Sedangkan disiplin yang tidak efektif adalah salah satu masalah terbesar dalam keluarga yang memiliki anak sulit. Terletak pada kekaburan perilaku yang berdasarkan watak dan perilaku yang tidak berdasarkan watak dan ketidak mampuan memperlakukan kedua jenis perilaku ini dengan cara yang berbeda. Akhirnya dalam melaksanakan pendisiplinan yang efektif dengan anak yang sulit, usahakan untuk tidak bertindak pada saat suasana masih panas.
Dalam buku Ilmu Pendidikan, Drs. Sudirman N,dkk menyebutkan beberapa pendekatan dam menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain 
Labels: Pendidikan, Pengajaran

Thanks for reading Pendekatan dan Metode Dalam Menciptakan Kedisiplinan. Please share...!

Back To Top