Arti Metode Role Playing
Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh metode mengajar guru. Metode
dalam proses mengajar sangat beragam, misalnya ceramah, diskusi, demonstrasi,
eksperimen. Masing-masing metode memiliki kekurangan dan kelebihan. Metode yang
dipilih guru untuk mencapai tujuan pembelajaran hendaknya sesuai dengan materi
yang diberikan.
Salah satu metode belajar adalah metode role playing atau metode bermain
peran. Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
tergantung kepada apa yang diperankan (Depdikbud, 2003:47)
Pidarta (dalam Depdikbud, 2003:48)
menyatakan bahwa bermain peran ialah melakukan suatu permaian dengan peran
tertentu. Bermain peran ini dapat dipakai sebagai metode belajar mengajar di
sekolah dengan menyuruh anak melaksanakan peran tertentu.
Adamon (dalam Depdikbud, 2003:48) menyatakan bahwa metode bermain peran
ini mempunyai nilai tambah, yaitu: (1) melibatkan seluruh siswa agar dapat
berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama, (2) siswa bebas mengambil
keputusan dan berekspresi secara utuh, (3) permainan merupakan penemuan yang
mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda, (4) guru dapat
mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan, (5) permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi
anak.
Kristiani (dalam Depdikbud, 2003:48) mengemukakan bahwa dengan menerapkan
metode bermain peran akan memberikan suasana yang menggembirakan siswa selama
belajar. Dengan melakukan peran suatu kasus pada materi pelajaran yang sedang
dibahas, maka para siswa bersangkutan diharapkan dapat menghayati kejadian itu
sehingga pemahaman dan sikap mereka semakin meningkat (Pidarta dalam Depdikbud,
2003:48).
Adam (1990:21) menambahkan bahwa metode bermain peran ini mempunyai nilai
tambah, yaitu:
1)
Dapat menjamin seluruh siswa dapat berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama hingga
berhasil
2)
Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara
utuh
3)
Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat
digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda
4)
Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan
5)
Permainan merupakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi anak.
Dalam pelaksanaan metode role playing, siswa dapat memerankan materi
pelajaran yang sedang dibahas. Keberhasilan dapat diperoleh dengan penghayatan
terhadap karakter yang diperankan sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa
semakin meningkat. Dengan bermain peran siswa dapat mengembangkan imajinasi dan
penghayatan atas peran yang dilakukannya (Depdikbud, 1997:17).
Jadi, dengan kegiatan memerankan materi pelajaran akan membuat siswa
lebih meresapi perolehannya. Pengalaman yang bermanfaat akan menghasilkan titik
nilai yang positif. Siswa semakin mantap untuk bereksplorasi ke berbagai ilmu
pengetahuan yang ingin dicapai berdasarkan tujuannya.
Penerapan interaksi belajar mengajar di atas secara spesifik dimaksudkan
untuk memberikan gambaran bahwa model yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran
harus direncanakan secara sistematis. Dengan demikian akan tercapai suatu
hubungan antara komponen perencanaan pembelajaran dengan proses pembelajaran.