Pendekatan
Quantum Teaching and Learning
A. Quantum Teaching
Quntum teaching adalah pengubahan
belajar yang meriah, dengan menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan
yang memaksimalkan moment belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas serta interksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk
belajar. Atau merupakan suatu
proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan
pelajaran yang mereka pelajari dengan car menghubungkan dengan konteks
lingkungan pribadi, social, dan budayanya (Johnson), atau konsep belajar dimana
dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dengan penerapanya
dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit sebagai bekal
dalam kehidupanya sebagai anggota
masyarakat.Metode Quantum Teaching ini diciptakan berdasarkan
teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learninjg (Lazanov), Multiple
Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Brander),
Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquuiry, Cooperative Learning (Johnson
dan Johnson), dan Elements of Effective
Instruction (Hunter). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang
terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multi kecerdasan, dan kompatibel dengan
otak,yang pada akhirnya melejitkan kemampuan pengajar untuk mengilhami dan
kemampuan murid untuk berprestasi. Sebagai pendekatan belajar yang segar,
mengalir, praktis, dan mudah diterapkan.[1]
Quantum Teaching bekerja dengan jalan pengubahan
bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi keberhasilan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
orang lain.
Sedangkan pemercepatan belajar adalah menyingkirkan
hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan cara sengaja
menggunakan musik, mewarnai sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai,
cara efektif penyajian dan keterlibatan aktif.[2]
a.
Manfaat Quantum Teaching Bagi Pengajar
Adapun manfaat Quantum teaching bagi pengajar adalah:
1.
Menunjukan suatu cara untuk menjadi guru yang lebih
baik atau lebih efektif.
2.
Menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses
belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah.
3.
Guru akan dapat menggabungkna keistimewaan-keistimewaan
belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi
siswa
Karena pada dasarnya proses belajar mengajar adalah
fenomena yang komplek, sebab segala sesuatunya sangantlah berarti. Setiap kata,
pikiran, tindakan sampai sejauh mana pengajaran dapat mengubah lingkungan,
prestasi rancangan pengajaran serta sejauh mana proses belajar dapat
berlangsung.
b.
Prinsip-prinsip Quantum Teaching
1.
Segalanya berbicara, dimulai dari lingkungan kelas
hingga bahasa tubuh, semua mengirim pesan tentang belajar
2.
Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam
pengubahan guru memepunyai tujuan.
3.
Pengalaman sebelum pemberian nama, otak manusia dapat
berkembang pesat dengan adanya rangsangan, yang akan mengembangkan rasa ingin
tahu. Oleh sebab itu proses belajar yang baik ketika siswa mendapatkan
informasi sebelum memperoleh nama dari yang telah dipelajarinya.
4.
Mengakui setiap usaha, setiap usaha patut mendapatkan
pengekuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5.
Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.
Perayaan merupakan wujud dari sebuah penghargaan terhadap usaha, sehingga
perayaan memberikan umpan balik menuju kemajuan dan peningkatan asosiasi emosi
positif tentang belajar
Dalam Quantum Teaching proses mengajar diibaratkan
sebuah panggung orkestra yang setiap detail menggambarkan pesan yang bermakna.
Begitupun dalam mengajar dengan pendekatan Quantum Teaching, sikap dan
lingkungan bertabur isyarat yang pada akhirnya mewarnai pengalaman belajar
siswa.
Konteks penataan panggung belajar mempunyai empat
aspek, yaitu suasana, landasan,
lingkungan dan rancangan. Suasana kelas mencakup bahasa yang digunakan, cara
menjalin rasa simpati sikap pengajar terhadap sekolah dan suasana kegembiraan
yang membawa dalam belajar yang menyenangkan. Sedangkan landasan adalah kerangka
kerja yang meliputi tujuan, kesepakatan, kebijakan dan aturan bersama yang
memberi pengajar dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas
belajar. Lingkungan merupakan penataan ruang kelas yang mendukung proses
belajar. Konteks penataan yang terakhir adalah rancangan, yang merupakan
penciptaan terhadap unsur-unsur yang dapat menumbuhkan minat siswa.[3]
Selanjutnya akan diuraikan satu persatu secara
menyeluruh konteks penataan panggung belajar.
1.
Mengorkestrakan Suasana Yang Menggairahkan
Penelitian menunjukan bahwa lingkungan sosial atau
lingkungan kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar,
sebab keadaan ruangan menunujukan pengaruh terhadap emosi. (Walberg dan Greenberg,
1997:75). Emosi sangat erat hubungannya dengan bahasa yang digunakan dalam
berinterksi. Sebab penggunaan bahasa dapat mengikat hubungan dan kepercayaan
dalam pengajaran yang berpengaruh pada pengikatan emosional. Dan dalam prinsip
dasar Quantum Teaching termasuk dalam “segalanya berbica”.
Selain dengan bahasa pengikatan emosi dapat dilakukan
dengan jalinan rasa simpati dan saling pengertian. Hubungan ini akan membangun
jembatan yang menuju kehidupan yang bergairah, membuka jalan memasuki baru
siswa, dan berbicara dengan bahasa hati siswa. Dengan membina hubungan tersebut
dapat memudahkan pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus dan meningkatkan
kegembiraan.
Selain peningkatan emosi, sosok emosi yang terlihat
secara utuh adalah diri pengajar itu sendiri. Sebagai sosok pribadi yang
menjadi faktor utama dalam pengajaran, keteladanaan sangat penting artinya
sebagai kekuatan dalam pengajaran. Sebab semakin banyak pengajar memberikan
teladan semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan oleh siswa terutama
tentang bagaimana dapat membangun hubungan dan memahami orang lain.
Dalam pengubahan suasana pembelajaran menjadi siap
untuk digunakan belajar, kita harus berpikir bagaimana suapaya tatanan
pembelajaran dapat mengundang rasa
selera, mendukung agar tempat pembelajaran benar-benar meningkatkan kesadaran,
daya dengar, partisipasi, siswa dapat beranjak ke keadaan prima, mau
bertanggung jawab dan saling mempercayai dalam pengembangan bakat dan minatnya,
sehingga timbul rasa bahwa kelas adalah
tempat tanpa batas untuk mencapai apapun.
Kelas seharusnya dapat menjadi rumah pembelajar yang
nyaman , tenang, selalu menyenangkan. Tempat mereka belajar mengakui dan
mendukung orang lain, tempat mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi
dan menerima. Maka konteks penataan kelas sangat penting keberadaanya untuk membantu
para pembelajar untuk mencapai sukses.
Pada konteks penataan panggung sangat penting
keberadaannya, maka ada empat aspek yang mendukung yaitu:
a.
Suasana, suasana kelas harus benar-benar dapat
memberikan jaminan nyaman dan menyenangkan
dalam pembelajaran yang dapat menjalin rasa simpati dan suasana yang penuh dengan kegembiraan
yang membawa kegembiraan dalam belajar.
b.
Landasan, merupakan suatu konsep kerangka pembelajaran
dalam menentukan jalannya proses pembelajaran, bersama dengan murid menentukan
kesepakatan-kesepakatan, tujuan, keyakinan, kebijakan, dan aturan bersama demi
terciptanya pelaksanaan pembelajaran yang efektif sehingga terwujudlah
komunitas belajar yang baik.
c.
Lingkungan, adalah cara menciptakan ruangan atau kelas
yang menggembirakan, sehingga tidak terasa sama sekali ada gangguan yang dapat
memperlambat pembelajaran, dengan cara menata pencahayaan, warna, pengaturan
meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar.
d.
Rancangan, adalah penciptaan terarah unsur-unsur
penting yang dapat menumbuhkan minat sisa, mendalami makna, dan memperbaiki
proses tukar-menukar informasi.
Pada empat aspek penataan panggung belajar tersebut,
jika ditata dengan cermat, suatu keajaiban pembelajar akan terjadi seperti
halnya pembelajaran yang selalu cepat, tepat dan memuaskan, karena benar-benar
menciptakan rasa saling memiliki sehingga kelas akan menjadi komunitas belajar,
dimana para siswa tidak belajar dengan keterpaksaan tetapi hanya dengan senang
hati dan selalu siap melanjutkan pembelajaran.
Untuk menarik keterlibatan jalinan rasa simpati dan
saling pengertian siswa, guru harus membangun hubungan, yaitu dengan akan
membangun jembatan menuju kehidupan bergairah siswa. Membuka jalan memasuki
dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka, berbagai kesuksesan puncak
mereka, dan berbicara dengan bahasa hati mereka. Membina hubungan bisa
memudahkan pengajar melibatkan siswa untuk mempermudah pengelolaan kelas,
memperpanjang waktu fokus, dan meningkatkan kegembiraan.
Membangun hubungan agar dapat menciptakan keamanan
dan kenyamanan dalam pembelajaran sangat memerlukan niat dan kasih sayang yang
tulus, dengan memahami,mengenal para siswa dan membina hubungan dengan mereka
serta selalu menanamkan asumsi positif bagi siswa. Ini merupakan bagian dari
menciptakan suasana yang terbuka dan efektif. Pola interaksi yang terbuka untuk
kemitraan dalam pembelajaran yang sama-sama menguntungkan bagi pembelajar dan
kita.
2.
Mengorkestrakan Landasan Yang Utuh
Demi terciptanya komponen-komponen yang dapat
berfungsi secara maksimal, maka harus memiliki tujuan dan minat yang sama.
Dengan minat dan tujuan yang sama tersebut dapat merekatkan dan memacu diri
siswa untuk berkompetisi. Sedangkan tujuan yang sama bagi siswa adalah
mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar dapat
berinteraksi lebih baik serta dapat mengembangkakn ketrampilan yang dimiliki
oleh siswa. Maka tugas guru, menyampaikan tujuan bersama kepada siswa pada awal
tahun pelajaran dan selalu memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah
didapat oleh siswa.
Dalam pengorkestrakan landasan ini, terdapat
prinsip-prinsip menuju kesadaran bersama. Prinsip-prinsiip tersebut akan
menuntun prilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan
mendukung. Agar prinsip-prinsip tersebut dapat terlaksana maka harus disetujui
oleh seluruh siswa. Dalam Quantum Teaching, terdapat kunci-kunci keunggulan
yang bermanfaat untuk mendapatkan keselarasan dan kerja sama. Kunci-kunci
tersebut antara lain: Integritas (kejujuran), kegagalan awal kesuksesan,
pahamilah bahwa kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda, Berbicara dengan
niat baik merupakan berbicara dengan niat positif, bertanggung jawab serta
hindari komunikasi yang berbahaya.
Pada pembelajaran kunci-kunci tersebut dapat
diaplikasikan, yang dapat membawa siswa ketingkat kehidupan yang dapat diajak
cooperatif untuk meraih impian-impian dihari mendatang. Hidup saat ini, merupakan pemusatan perhatian
dan pemanfaatan waktu dan mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya, komitmen,
dengan memenuhi janji dan kewajiban. Keseimbangan, yakni menselaraskan pikiran,
tubuh dan jiwa. Dengan menggunakan kunci-kunci tersebut, pengajar dapat membawa
siswa ketingkat pemaksimalan.[4]
Keyakinan dapat mempengaruhi tindakan dan prilaku
seseorang. Dalam proses belajar mengajar, keyakinan pengajar dapat berpengaruh
terhadap siswa dalam belajar. Keyakinan yang juga merupakan modal utama bagi
keberhasilan pembelajar.pemberian seruan
menyakinkan seperti If you think can you can, maka yakinkanlah kemampuan pembelajar dengan
selalu memberi motivasi dan pandangan positif sehingga akan terjadi hal-hal
yang menakjubkan dalam hasil pembelajaran. Pendekatan ini dapat juga digunakan
bagi siswa yang cacat belajar dan berprestasi rendah dengan memperlakukan siswa
tersebut seolah-olah siswa tersebut berprestasi. Maka pengajar memberikan
arahan terhadap siswa tersebut agar melakukan hal-hal yang dilakukan siswa
berprestasi seperti; duduk dibarisan depan, mengulang catatan sebelum kelas
dimulai, datang kekelas tepat waktu dan bertanya jika perlu penjelasan.
Landasan komunitas belajar termasuk kesepakatan,
kebijakan, prosedur dan peraturan, yang menjadi pegangan bagi setiap orang.
Kesepakatan akan menjaga ketertiban dan menuntun siswa tindakan siswa merupakan
penjelasan dari harapan guru atas siswanya yang dapat dibuat secara terbatas
untuk dikelas antara murid dan guru. Untuk dapat membangun landasan komunitas
belajar dibutuhkan waktu, usaha dan tenaga. Hal tersebut merupakan proses yang
terus berlangsung, ketika seorang siswa diperlakukan sebagai mitra dalam
belajar dan diberikan gamabaran masa depan yang dapat menjadikan rasa ingin
tahu tentang apa yang akan terjadi.
Pada kesepakatan kelas lebih informal jika dibandingkan dengan peraturan.
Kesepakatan merupakan langkah yang sederhana demi lancarnya proses
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif akan dapat terpenuhi jika siswa
mendapatkan haknya untuk belajar dan guru untuk mengajar, seperti mendengarkan dengan tenang dan memperhatikan
saat orang lain bicara. Kebijakan pengajaran juga mendukung tujuan komunitas
belajar, yang menjelaskan tindakan situasi tertentu. Misalnya, jika siswa tidak
bisa hadir, siswa dapat meminta tugas susulan pelajaran.
Untuk menjaga komunitas tetap berjalan dengan
terus-menerus berusaha secara konsisten agar apa yang kita bangun tetap kuat
dan berjalan sepanjang tahun, dengan mengajak para pembelajar untuk tetap setia mendukung tujuan belajar dan
memberi motivasi serta menghargai apapun yang dilakukan demi pembelajaran
seperti menempatkan posisinya sebagai mitra dalam belajar dan memberikan
gamabaran masa depan yang dapat terus membangkitkan semangat komunitas belajar.
3.
Mengorkestrakan Lingkungan Yang Mendukung
Dengan memperhatikan sekeliling tempat pembelajaran
yang dibutuhkan siswa. Apa yang seharusnya boleh terjadi pada tempat tersebut,
yaitu penataan lingkungan yang nyaman dan menggembirakan dan dapat
menggairahkan pemikiran yang selalu memotivasi pikiran untuk terus dan terus
berkreatif dan inovatif.
Pengaturan bangku juga memainkan permainan penting
dalam pengorkestraan belajar untuk mendukung tujuan belajar bagi pelajaran
apapun yang diberikan. Sebab pengaturan bangku tersebut dapat memudahkan
memilih jenis interaksi yang akan digunakan. Bangku menghadap kedepan supaya
tetap fokus kedepan.
Musik
dalam pengorkestraan sangant berpengaruh untuk menata pengaruh hati, mengubah
keadaan mental dan
mendukung lingkungan belajar. Musik dapat membantu bekerja lebih baik,
mengingat lebih banyak, merangsang, meremajakan dan memperkuat belajar baik
secara sadar maupun tidak sadar. Menurut Lozonov, 1979, hal itu disebabkan
karena irama, ketukan, dan keharmonisan musik mempengaruhi psikologis manusia,
terutama gelombang otak dan detak jantung disamping membangkitkan perasaan dan
ingatan.
B.
Quantum Learning
Quantum Learning merupakan salah satu pendekatan dalam membiasakan
belajar yang nyaman dan menyenangkan. Secara filsafat dasar dari Quantum
Learning, belajar adalah kegiatan seumur hidup yang melibatkan akal, fisik dan
emosi yang dapat dibentuk dan mencapai keberhasilan apabila dilakukan dengan
bahagia.[5]
Sebagai pendukung dari falsafah ini maka harus
disiapkan lingkungan yang dapat menjadikan siswa merasa penting, aman dan nyaman.
Maka harus diciptakan lingkungan fisik dan juga lingkungan emosional.
Lingkungan fisik dapat diciptakan dengan gerakan, permainan-permainan, estafet
dan perubahan keadaan sehingga tercipta suasana yang nyaman, cukup penerangan,
enak dipandang dan terdapat iringan musik. Selanjutnya lingkungan emosional
yang diciptakan lewat rasa positif, aman, mendukung, santai dan menggembirakan.
Lewat bantuan para pembimbing anak juga diajarkan tentang
ketrampilan-ketrampialan how to learn dalam mencatat, menghafal, membaca dengan
cepat, menulis dan berpikir kreatif.[6]
Dalam Quantum Learning ada istilah AMBAK: apa manfaat
bagiku, yang dalam falsafah Quantum learning termasuk penciptaan lingkungan
emosi. Kekuatan AMBAK bertujuan untuk membuat diri termotivasi dalam mencapai
tujuan, menumbuhkan minat dalam segala sesuatu dan meningkatkan kualitas hidup.
Kadang-kadang AMBAK sangat jelas dalam benak dan kadang-kadang harus mencarinya
dan bahkan menciptanya. Sebab AMBAK motivasi yang didapat dari pemilihan secara
mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Dalam menciptakan
minat tergantung pada berbagai hal dalam lingkungan kehidupan sehingga
masing-masing orang akan melakukannya dengan cara yang berbeda. Menciptakan
minat juga memiliki keuntungan intristik yang membawa pada minat baru dibidang
lain yang akan membawa diri sebagai pelajar yang aktif.[7]
Selain penciptaan minat dengan istilah AMBAK, dalam
Quantum Learning juga ada umpan balik dengan memupuk sikap juara yang berarti
bahwa kegagalan berarti keberhasilan yang tertunda dengan belajar mengubah
bagaimana negatif menjadi positif. Sebab satu-satunya kegagalan dalam hidup
adalah kegagalan untuk mencoba. Secara psikologi pemikiran yang negatif akan
melemahkan pribadi itu sendiri dan pemikiran yang positif akan memberi semangat
terhadap pribadi untuk mencapai keberhasilan.
a.
Lingkungan Yang Mempengaruhi Belajar
1.
Lingkungan Fisik
Dalam
Quantum lingkungan fisik juga sangat dibutuhkan dalam proses belajar sehingga
mencapai hasil yang meksimal. Maka persiapan lingkungan selain lingkungan emosi
juga lingkungan fisik dengan menciptakna suasana yang nyaman dan santai.sebab
ketika seseorang bekerja dilingkugan yang ditata dengan baik, maka lebih mudah
untuk mengembangkan dan memperthankan sikap juara, dan sikap juara akan
menghasilkan pelajar yang lebih berhasil.
Dalam
Quantum Learning penataan lingkungan fisik sama dengan penataan yang dilakikan
oleh kru panggung. Caranya dengan menata perabotan, musik yang dipasang,
pentaan cahaya, dan bantuan visual didinding dan papan iklan, semua merupakan
kunci-kunci yang menciptakan lingkungan belajar yang optimal.[8]
Papan
buletin, tempat mencantumkan perangkat visual untuk membantu menjelaskan proses
berpikir seperti grafik kerja yang sedang dalam pengerjaan dan daftar progam
yang akan diambil. Rak untuk buku-buku dan bahan rujukan. “sistem pengangkap”
untuk mencatat ide-ide yang muncul seperti sebuah buku catatan atau perekam
pernyataan positif untuk dapat selalu dapat menjadi pengingat agar tetap selalu
dalam kerangka berpikir sikap ingin maju. Sebagai pendukung suasana, musik
dapat membantu dalam merealisasikan gelombang-gelombang otak yang meningkat.
Dalam
Quantum Learning terdapat istilah konsolidasi atau “waktu untuk berhenti”. Jeda
sangat penting dalam setiap sesi pelajaran. Ada beberapa alasan untuk memberikan jeda
kepada siswa. Pertama, dalam setiap masa belajar, informasi yang baik diterima
pada saat awal dan akhir. Sehingga semakin banyak jeda berarti akan
memperbanyak “pertama” dan “terakhir”. Kedua, ketika pikiran menjadi letih,
perubahan keadaan mental yang terjadi selama jeda akan menyegarkan kembali
sel-sel otak untuk langkah berikutnya.
2.
Lingkungan Emosi
Selain
lingkungan fisik, lingkungan emosi juga sangat menentukan dalam manjadikan
belajar dapat nyaman dan menyenangkan. Dalam lingkungan emosional, memupuk
sikap positif yang paling utama. Sebab berpikir seperti seoarang juara akan
membuat menjadi seorang juara. Ketika proses berpikir untuk dapat menjadi
seorang juara berarti mempunyai harapan yang tinggi terhadap diri sendiri dan
keyakinan akan berhasil. Maka terjadilah proses pengubahan negatif menjadi
positif dan keterbatasan menjadi peluang.
Penelitian
Jack Canfield, pakar masalah percaya diri, melaporkan hasil penelitiannya,
bahwa komentar negatif dapat menjadikan “kemerdekaan belajar”. Sebab dalam otak
manusia yang terdiri dari tiga bagian dasar yakni batang atau ‘otak repil”,
sistem limbik atau “otak mamalia” dan neokorteks. Ketiga bagian dasar otak
mempunyai struktur syaraf tertentu dan mengatur tugas-tugas yang harus
dilakukan. Neokorteks merupakan bagian otak tempat persemayam kecerdasan yang
mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran dan sensasi
tubuh. Proses yang berasal dari pengaturan adalah penalaran. Berpikir secara
abstrak, berbahasa, memecahkan masalah, merencanakan kedepan, bergerak dengan
baik, dan berkreasi dan idealis (penciptaan gagasan) non verbal. Dalam keadaan
takut neokorteks akan mengecil sehingga proses terhadap informasi tidak dapat
sempurna.[9]
b.
Karakteristik Modalitas Belajar
Unsur
dalam Quantum Learning yang terakhir adalah ketrampilan belajar yang meliputi
penemuan cara belajar, mempelajari bagaiman menyerap dan mengolah informasi dan
menggunakan tehknik-tehknik penyeimbangan cara belajar yang dapat mencapi
keberhasilan.
Seorang
pelopor dibidang gaya
bahasa dari Amerika (Rita Dunn), telah banyak menemukan banyak variabel yang
mempengaruhi cara belajar, secra umum ada dua kategori utama tentang belajar.
Pertama, bagaimana dapat menyerap informasi dengan mudah (modalitas). Kedua,
cara pengaturan dan pengolahan informasi (dominasi otak). Sebagai langkah awal
dengan menemukan modalitas adalah mendengarkan petunjuk ketika berbicara, cara
lain dengan memperhatikan prilaku sendiri dan merasakan dalam penyerapan
informasi.[10]
1)
Visual
Kecenderungan karakteristik visual
berbicara secara cepat, lebih suka membaca dari pada dibacakan dan sering
menjawab pertnyaan dengan jawaban pendek.
2)
Auditorial
Karakter auditorial sering merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat
dalam bercerita
3)
Kinestik
Karakter kinestik sering menggunakan jari sebagai petunjuk ketika
berbicara dan sering kali mencari perhatian dengan menyentuh.
Dengan
diketahuinya karakteristik modalitas belajar maka akan lebih mudah untuk
menyesuaikan gaya
belajar dengan ketrampilan belajar. Dalam ketrampilan belajar terdapat tehnik
mencatat tingkat tinggi. Alasan untuk mencatat adalah untuk meningkatkan daya
ingat. Tujuan mencatat untuk mendapatkan point-point dari buku-buku ataupun
dari laporan secara baik dan efektif yang dapat membantu mengingat apa yang
tersimpan dalam memori kita. Jelas bahwa pekerjaan mencatat itu sangat penting,
maka terdapat dua tehnik mencatat tingat tinggi yakni peta pikiran dan catatan
TS (tulis susun). Sedang untuk TS kecenderungan untuk permainan kata dengan
disertai sibol-simbol yang akan memicu gagasan-gagasan. Mengingat penulis
merupakan faktor dominan dalam belajar maka kebutuhan akan menulis sangat
penting artinya bagi proses belajar mengajar.[11]
Diharapkan
teknik tersebut memungkinkan pembelajar lebih teratur, menambah pengembangan
pemahaman, menyimpan informasi lebih lama dan memeroleh pandangan baru. Dalam
pembuatan peta pikiran yang terpenting sikap kreatif dan berani dengan
permainan simbul warna. Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan
otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membuat
kesan yang lebih dalam.[12]
Pada
mulanya teknik pencatatan peta pikiran dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun
1970-an, yang didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang
sebenarnya. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol,
suara, perasaan dan bentuk-bentuk yang lain. Peta pikiran menggunakan
pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang
berkaitan, seperti merncanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil
dan memicu ingatan yang mudah. Peta pikiran sangat baik untuk merencanakan dan
mengatur berbagai hal. Seperti akan merencanakan rapat, kita akan membuat
keseluruhan rapat lebih baik dan efektif jikan kita telah mempersiapkan peta
tersebut.
Sedang
untuk TS kecenderungan untuk permainan kata dengan disertai sibol-simbol yang
akan memicu gagasan-gagasan. Mengingat penulis merupakan faktor dominan dalam
belajar maka kebutuhan akan menulis sangat penting artinya bagi proses belajar
mengajar.[13]
Kunci
menuju Quntum Learning yang juga dominan mendukung adalah iringan musik. Karena
iringan musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi psikologis para
pembelajar,relaitas yang tidak kita pungkiri bahwa selama melakukan pekerjaan
mental berat, tekanan darah dan denyut akan meningkat.pada pembelajaran otak dituntut
untuk terus menerus berpikir sesuai dengan maksud dan target pembelajaran,
tetapi apa yang akan terjadi kemudian, tidak lain pikiran akan menjadi tegang
dan akan sulit berkonsentrasi pada pembelajaran. Begitu pula apabila pikiran
terlalu relaks, akan sulit untuk berkonsentrasi penuh dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Mengingat
teknik-teknik pemercepatan pembelajaran menjadi fondasi utama dalam Quantum
Learning, maka musik bekerja untuk mengkombinasikan pekerjaan mental yang
menekankan dengan psikologis relaks sehingga pembelajar agar selalu mampu dalam
berkonsentrasi penuh dalam menerima pelajaran.dengan musikl yang khususlah para
siswa dapat mengerjakan pekerjaan mental yang melelahkan sambil tetap relaks
dan berkonsentrasi.13
Pada
proses pembelajaran berlangsung, jenis musik khusus yang diharapkan yaitu musik
yang slowly yang dapat membantu bekerja, seperti pada keadaan pembelajaran otak
kiri sedang bekerja, sedang otak kanan dapat membangkitkan reaksi yang intuitif
dan kreatif sehingga dapat menciptakan perpaduan pemikiran yang selaras.
Pada
umumnya banyak kita ketahui untuk menghilangkan ketegagan pikiran sering kali
kita disuruh melakukan hal seperti melihat pemandangan, tetapi yang kita
rasakan malah kita tidak produktif lagi untuk berpikir, padahal keadaan
konsentrasi penuh untuk dapat melaksanakan proses belajar dengan baik adalah
sesuatu yang paling diinginkan. Maka dengan adanya musik pada pembelajaran
dapat membantu dalam menstabilkan pikiran yang selalu siap dan berkonsentrasi
penuh.
Labels:
Pendidikan,
Pengajaran
Thanks for reading Pendekatan Quantum Teaching and Learning. Please share...!