Pengertian dan Tujuan Puasa
Puasa yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah puasa Ramadan Puasa yang dilakukan pada bulan Ramadhan
merupakan salah satu dari rukun Islam. Hal ini jelas termaktub dalam hadits
Rasulullah s.a.w :
عن ابن عمر رضي الله
عنه قال: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم بُني
الإسلام على خمس: شهادة ان لآإله إلاالله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة،
وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت من استطاع إليه سبيلا. (متفق
عليه)
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra. berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w: Islam di
dirikan atas lima perkara. Syahadat (kesaksian) bahwasanya tidak ada Tuhan
selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan pergi haji bagi orang yang
mampu melakukannya”.
|
Kewajiban puasa Ramadhan telah dinyatakan
oleh Allah swt. dalam al-Qur’an surat al-Baqarah: 185.
شهر رمضان الذي
أٌُنزل فيه القرأن هدىَ للناس وبينات من الهدى والفرقان، فمن شهد منكم الشهر
فاليصمه،فمن كان مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر (البقرة 185)
Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan
Ramadhan, bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di
antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa di bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada
hari-hari yang lain”.
Puasa secara etimologis bermakna mengekang
diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu.Dengan kata lain, jika seseorang menjaga dirinya untuk berbicara atau
meninggalkan upacara, umpamanya, maka secara etimologi orang tersebut bisa
dikatakan berpuasa.
Berkenaan dengan hal ini, dalam al-Qur’an surat Maryam: 26, Allah swt.
berfirman.
فكلي وشربي وقري عينا. فإما ترين من
البشر أحدا فقولي إنني نذرت للرحمن صوما فلن أكلم اليوم إنسيا (مريم
: 26)
Artinya: “Maka akan, minum dan
bersenanglah hatimu jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:
Sesungguhnya aku telah bernazar puasa untuk Tuhan yang maha pemurah, maka aku
tidak akan berbicara dengan manusia pada hari ini”.
Pada ayat di atas dikemukakan bahwa menahan
diri untuk tidak berbicara dengan siapapun dikatakan sebagian berpuasa, puasa
untuk meninggalkan berbicara dengan orang lain.
Secara terminologi, puasa, sebagaimana
dijelaskan oleh Muhammad bin Isma’il al-Shan’ani, adalah:
الإمساك عن الأكل والشرب والجماع وغيرها
مما ورد به الشرع في النهار على الوجه المشروع، ويتبع ذلك الإمساك عن اللغو والرفث
وغيرهما من الكلام المحرم والمكروه في وقت مخصوص بشروط مخصوصة.
Artinya: “Menahan diri dari makan minum, bersetubuh dan
lain-lain yang termasuk membatalkan puasa sepanjang hari berdasarkan cara yang telah di tetapkan
oleh agama (syari’at), di samping itu juga menahan diri dari perbuatan yang
sia-sia, perbuatan yang merangsang dan sebagainya dari perkataan-perkataan yang
diharamkan dan dimakruhkan, selama waktu yang ditentukan berdasarkan
sayarat-sarat yang telah ditetapkan”.
Sedangkan menurut Imam Zarkasyi, puasa
adalah “menahan diri dari makan dan
minum dan dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai terbit fajar sampai
terbenam matahari dengan syarat tertentu”.
Dari
dua definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa puasa secara istilah adalah
menjaga diri dari segala yang membatalkannya berdasarkan kesadaran sendiri
dengan ingin memperoleh pahala dari Allah swt. dari terbitnya fajar hingga
terbenamnya matahari.
Sedangkan tujuan puasa dalam syariat Islam
nampak jelas tertera dalam al-Quran surat
al-Baqarah: 183, yaitu :
يآ
أيها الذين أمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون. (البقرة:
183)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman
telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
Pada ayat di atas diutarakan bahwa kewajiban
berpuasa diperintahkan kepada orang yang beriman dengan maksud agar orang
beriman tersebut menjadi orang yang bertaqwa. Dengan kata lain, tujuan puasa
adalah untuk membentuk manusia bertaqwa.
Karena itulah, dengan kesadaran penuh ia menjalankan segala perintah
Allah swt. dan menghindari larangan-Nya.
Dari ayat di atas juga tampak bahwa ibadah
Puasa (Ramadhan) merupakan kewajiban, dengan kata lain puasa (Ramadhan) termasuk kedalam kategori puasa wajib, kategori lainnya dari puasa adalah
puasa sunnah, puasa makruh dan pusa haram
Contoh puasa sunnah: 9 Zdulhijjah, 10
Muharram, Ayyamul dayd pada tanggal 13,14,15 tiap bulannya, Senin, Kamis.
Contoh puasa makruh adalah: Pusa Jum’at saja atau Sabtu saja, pusa sehari/dua
hari sebelum ramadhan, puasa orang sakit, hamil, menyusui, bepergian, orang
lemah sudah tua. Sedangkan contoh pusa haram adalah: Pusa pada dua hari raya,
hari tasyriq (11,12,13 Zdulhijjah) dan puasa sunnah bagi perempuan tanpa seizin
suami.