Informasi Lengkap tentang pendidikan dan Pengajaran serta cara belajar mengajar di sekolah

Upacara Syukuran Sebagai Kebudayaan di Indonesia


  1. Upacara Syukuran Sebagai Kebudayaan
Setelah melihat dari pengertian dan tujuan upacara syukuran diatas, sudah jelas bahwa upacara syukuran adalah termasuk sebagai kebudayaan dan jika kita tarik kembali kedalam pengertian kebudayaan seperti yang dikemukakan oleh Koenjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan manusia yang teratur serta diperoleh dengan belajar dan semuanya tersusun dalam masyarakat .Lebih lanjut kebudayaan atau budaya diartikan sebagai hasil cipta, karya dan karsa manusia menurut gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, serta keseluruhan dari hasil budi dan  karyanya.



Berangkat dari pengertian kebudayaan tersebut maka upacara syukuran merupakan hasil perjuangan dan cipta, karya dan karsa manusia yang selalu dibudayakan atau ditradisikan, dengan pelaksanaan upacara syukuran sebagai kebudayaan maka akan menggerakkan antusiasme warga setempat untuk terus melaksanakannya bahkan mereka terkesan bangga dengan tradisi yang lama kelamaan akhirnya menjadi ciri khas daerah mereka. Upacara syukuran merupakan juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT sebagai pegangan hidup didunia. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7:
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã
ÓƒÏt±s9

Artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"

Menurut professor Mircea Eliade sebagaimana yang dikutip oleh Mariasusai Dhavamony,
“Ritual mengakibatkan suatu perubahan ontologis pada manusia dan mentransformasikannya kepada situasi keberadaan yang baru, misalnya penempatan ke dalam lingkup yang kudus” 

Dari situlah esensi makna religiusnya ritual merupakan gambaran prototipe yang suci, model-model teladan sebagaimana juga dikatakan ritual merupakan pergulatan tingkah laku dan tindakan makhluk ilahi atau leluhur mistis, sehingga ritual itu mengingatkan peristiwa-peristiwa primordial dan juga memelihara serta menyalurkan dasar masyarakat dengan masa lampau yang suci dan melanggengkan tradisi suci serta memperbaharui fungsi-fungsi dan hidup anggota kelompok tersebut. Oleh karena itu upacara syukuran dianggap memuat perubahan eksistensial yang fundamental pada manusia dan mengangkat pengalaman baru yakni pengalaman akan yang ilahi.

  1. Tehnik Upacara Syukuran
Suatu ritual atau upacara syukuran merupakan bagian dari tradisi zaman dahulu, secara global upacara-upacara dapat digolongkan sebagai bersifat musiman dan bukan musiman. Ritual-ritual musiman terjadi pada acara-acara yang sudah ditentukan, kesempatan untuk melaksanakannya selalu merupakan suatu peristiwa dalam siklus lingkaran alam siang dan malam. Musim-musim gerhana, letak planet dan bintang-bintang. Sehingga untuk mengaitkan pelaksanaan ritual dengan lingkar alam merupakan dasar bagi perkembangan astronomi dan mengarah langsung pada tiga hal yang termasyhur dalam ilmu pengetahuan kuno. Sebagaimana di paparkan Tiev dalam upacara-upacara musiman hampir selalu bercorak komunal dan menyesuaikan secara teratur kebutuhan-kebutuhan yang berulang dari masyarakat sosial dan upacara-upacara bukan musiman (saat krisis) mungkin atau bisa jadi tidak bercorak komunal 
Mengenai pemaparan Tiev tersebut dapat dipahami bahwa teknik upacara musiman itu bercorakkan menyelesaikan secara teratur kebutuhan-kebutuhan yang berulang dari masyarakat social tentunya mengikuti tradisi zaman dahulu yang dilakukan secara turun temurun. Seperti halnya pada acara upacara-upacara seperti tahun baru yang mengantisipasi akhir musim dingin dan permulaan musim semi, serta ritual-ritual perburuan dan pertanian yang mengarah pada pembaharuan dan mengintensifikan kesuburan dan panenan.

  1. Fungsi Spiritual Atau Nilai Sakralitas Yang Terkandung Dalam Upacara Syukuran
Upacara syukuran sering kali bertujuan memohon keselamatan bagi seluruh warga masyarakat yang hadir pada saat acara tersebut, serta memohon agar mereka mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah SWT. Disamping itu masyarakat yang melaksanakan upacara syukuran sebagai suatu amanat pendahulu, atau nenek moyang yang pernah mereka terima dari pendahulu sebelumnya (meneruskan tradisi yang telah di wariskan), sehingga dengan melaksanakan upacara ini maka akan terasa tenang, karena telah menjalankan suatu amanat serta kebudayaan yang membina hubungan yang baik antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. dengan demikian upacara ini juga merupakan salah satu sarana untuk menghubungkan dengan Tuhan.
Manusia yang tidak mendapat petunjuk sehingga menjadi orang-orang sesat dan jauh dari jalan yang lurus, selanjutnya Allah SWT memilih dan mengutus Nabi dan Rosulnya Muhammad SAW untuk menyampaikan berita tentang. Kehadiran Nabi Muhammad bukan hanya untuk satu kaum, tetapi untuk semua golongan manusia disepanjang zaman. Selain itu juga Muhammad SAW diutus alam semesta sebagai rahmat, adapun rahmat yang  dibawah tersebut adalah petunjuk, bimbingan peringatan dan pengajaran yang disebut ajaran islam. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqoraoh ayat 208:
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? VºuqäÜäz
Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Arßtã ×ûüÎ7B
  

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”

Selanjutnya dalam surat Al-An’am ayat 153:
¨br&ur #x»yd ÏÛºuŽÅÀ $VJŠÉ)tGó¡ãB çnqãèÎ7¨?$$sù ( Ÿwur (#qãèÎ7­Fs? Ÿ@ç6¡9$# s-§xÿtGsù öNä3Î/
`tã ¾Ï&Î#Î7y 4 öNä3Ï9ºsŒ Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ öNà6¯=yès9 tbqà)­Gs?
 

Artinya:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”

Sehubungan dengan firman Allah diatas, maka dapatkah dipahami bahwa islam sebagai agama yang diridhoi Allah atau agama yang haq, merupakan jalan lurus, mengajarkan bahwa setiap manusia mempunyai peluang yang sama untuk menjadi orang-orang yang beruntung. Orang yang beruntung dengan sepenuh hati memasuki ajaran Islam adalah orang yang mendapat petunjuk dan hidayah Allah, dan berada dijalan yang lurus menuju keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin, dunia dan ahirat.     
Masyarakat jawa pada umumnya berkeyakinan bahwa Tuhan merupakan pusat dari alam semesta, maksudnya segala sesuatu yang ada dialam semesta terpusat dan tergantung pada kehendak Tuhan, oleh karenanya upacara bersifat suci berupa kegiatan spiritual maka harus disertai sikap mental yang baik, suci dan khidmat agar lancar dalam menjalankan ritual tersebut. Atas dasar itu upacara syukuran di pandang sebagai perbuatan baik yaitu selalu mengingat Tuhan dan mengingat jasa-jasa para pendahulu yang dengan cara melakukan sedekah atau amal yang dapat di wujudkan salah satunya dalam bentuk makanan yang mana makanan itu dimakan secara bersama-sama setelah makan dilanjutkan dengan berdo’a bersama-sama pula.  
     
4. Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung Dalam Upacara Syukuran
                  Istilah nilai adalah suatu yang abstrak yang tidak bisa dilihat, diraba maupun dirasakan dan tak terbatas ruang lingkupnya. Nilai sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktifitas manusia yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasannya. Karena keabstrakannya itu, maka timbul beberapa macam pengertian, diantaranya sebagai berikut:
1.  Nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterkaitan maupun perilaku.
2.  Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi-fungsi dan bagian-bagiannya.



                  Jadi yang dimaksud dengan nilai merupakan standart umum yang diyakini, diserap dari keadaan obyektif maupun diangkat dari keyakinan atau identitas yang diberikan atau diwahyukan oleh Allah, yang pada gilirannya merupakan perasaan umum, kejadian umum, identitas umum yang oleh karenanya menjadi syari’at umum.
                  Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek kerohanian dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Pendidikan sebenarnya dapat ditinjau dari dua segi, pertama dari sudut pandang masyarakat berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda agar hidup berkelanjutan. Sedangkan kedua dipandang dari segi individu, berarti mengembangkan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi di dalam diri individu manusia.
                  Definisi pendidikan dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan yang beraneka ragam antara lain sebagai berikut: Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
                  Sedangkan menurut pendapat M. J. Langeveld, pendidikan adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju kepada kedewasaan dan kemandirian. Sedangkan menurut Jamil Shaliba, pendidikan adalah penembangan fungsi-fungsi psikis melalui latihan sehingga mencapai kesempurnaan sedikit demi sedikit. Tim Dosen IKIP Malang dalam mengartikan pengertian pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu (piker, karsa, rasa, cipta dan budi nurani).
                  Pengertian pendidikan islam sebetulnya sudah cukup banyak dikemukakan oleh para ahli sebagaimana dikutip oleh Muh. Shofan sebagai berikut:
1.      Ahmad D. Marimba dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam menyatakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran islam.
2.      Syaminan Zaini, pendidikan islam adalah usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran islam, agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia.
3.      Ramayulis, pendidikan islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah pada pembentukan akhlak atau kepribadian.
4.      Soekarno dan Ahmad Soepardi, pendidikan yang berasaskan ajaran islam dalam membina dan membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah.
5.      Ahmad Tafsir, pendidikan Islam adalah bimbingan yang berisikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai ajaran Islam.
6.      Pendidikan Islam adalah sistem yang islami, yang memiliki komponen-komponen secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas, maka pendidikan Islam dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam membimbing jasmani rohani manusia yang menurut hukum agama Islam menuju terbentuk kepribadian yang utama menurut Islam, yang berarti menitik beratkan pada bimbingan jasmani rohani berdasarkan ajaran islam dalam membentuk akhlak mulia dan mengembangkan fitrah manusia semaksimal mungkin secara bertahap. Bahkan Zuhairini juga telah menjelaskan bahwa Islam memandang pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. oleh karena itu, ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan hidup yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, berlangsung seumur hidup, semenjak buaian hingga ajal datang, dan berlangsung cukup lama atau life long education. Dari sini dapat di tarik kesimpulan bahwasanya pendidikan adalah wajib hukumnya bagi manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, ntuk itu mempelajari suatu ilmu, baik itu ilmu agama ataupun ilmu keduniaan sangat penting untuk kehidupan manusia dengan tujuan untuk bekal hidupnya di dunia dan akhirat.
Kedudukan itu secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisakan dengan hidup dan kehidupan manusia. Bagi umat islam, agama merupakan dasar utama dalam mendidik anak-anaknya melalui sarana-sarana pendidikan. Karena dengan menanamkan nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa.
Pendidikan dan penanaman nilai agama juga tidak terlepas dan erat kaitannya dengan adanya kebudayaan atau adat istiadat, dimana kebudayaan selalu ada dalam kehidupan manusia bermasyarakat, hidup berdampingan antara satu dengan yang lainnya. Dari hal ini juga dapat kita ambil intisari nilai pendidikan atau kebudayaan dalam suatu tradisi masyarakat, yang mana dengan topik yang penulis ambil sebagai penelitian, bahwasanya dalam masyarakat tersebut tepatnya didesa Gumeno mempunyai tradisi yang mungkin khas terdengar ditelinga kita, dimana bulan Ramadhan bagi masyarakat Islam memiliki makna tersendiri. Bulan yang datangnya setahun sekali ini tidak hanya diikuti ritual berpuasa, amalan ibadah sunnah, dan di akhiri dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Di berbagai daerah bulan Ramadhan selalu di ikuti pernik-pernik budaya tradisional yang menyertai. Budaya atau adat istiadat ini berkembang dan di pertahankan sebagai warisan adiluhung nenek moyang kita.
Para penyebar agama Islam, seperti Wali Songo, memang di kenal pintar melakukan akulturasi budaya. Justru dari sinilah Islam berkembang dan mudah diterima masyarakat. Alhasil rona budaya masyarakat berkembang beriringan dengan nuansa kehidupan islami. Salah satu pernik budaya yang sampai saat ini masih bertahan misalnya adalah tradisi makan kolak ayam atau sanggring di Desa Gumeno, kecamatan Manyar, kabupaten Gresik.
Baca Juga :

  • Faktor dan Pengertian kesadaran beragama - New !!
    1. Faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar
    2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Remaja
    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
    4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar (Prestasi Belajar)
    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Orang Tua
    6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
    7. Faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan

    Di mana nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam upacara tersebut seperti yang di tuturkan dalam Warta Giri, bahwa kihlasan, kebersamaan dan gotong royong adalah merupakan modal dasar yang menjadi motivasi dan merupakan kunci utama tradisi kolak ayam atau sanggring ini bisa lestari di peringati sepanjang masa.
    Labels: Pendidikan, Pengajaran

    Thanks for reading Upacara Syukuran Sebagai Kebudayaan di Indonesia. Please share...!

    Back To Top