- Upacara
Syukuran Sebagai Kebudayaan
Setelah melihat dari pengertian dan tujuan upacara syukuran
diatas, sudah jelas bahwa upacara syukuran adalah termasuk sebagai kebudayaan
dan jika kita tarik kembali kedalam pengertian kebudayaan seperti yang
dikemukakan oleh Koenjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan
manusia yang teratur serta diperoleh dengan belajar dan semuanya tersusun dalam
masyarakat .Lebih
lanjut kebudayaan atau budaya diartikan sebagai hasil cipta, karya dan karsa
manusia menurut gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar,
serta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya.
Berangkat dari pengertian kebudayaan tersebut maka upacara
syukuran merupakan hasil perjuangan dan cipta, karya dan karsa manusia yang
selalu dibudayakan atau ditradisikan, dengan pelaksanaan upacara syukuran
sebagai kebudayaan maka akan menggerakkan antusiasme warga setempat untuk terus
melaksanakannya bahkan mereka terkesan bangga dengan tradisi yang lama kelamaan
akhirnya menjadi ciri khas daerah mereka. Upacara syukuran merupakan juga
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT sebagai pegangan hidup didunia. Sebagaimana
firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7:
øŒÎ)ur
šc©Œr's?
öNä3š/u‘
ûÈõs9
óOè?öx6x©
öNä3¯Ry‰ƒÎ—V{
( ûÈõs9ur
÷LänöxÿŸ2
¨bÎ)
’Î1#x‹tã
Ó‰ƒÏ‰t±s9
Artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih"
Menurut professor Mircea Eliade sebagaimana yang dikutip oleh
Mariasusai Dhavamony,
“Ritual
mengakibatkan suatu perubahan ontologis pada manusia dan mentransformasikannya
kepada situasi keberadaan yang baru, misalnya penempatan ke dalam lingkup yang
kudus”
Dari situlah esensi makna religiusnya ritual merupakan
gambaran prototipe yang suci, model-model teladan sebagaimana juga
dikatakan ritual merupakan pergulatan tingkah laku dan tindakan makhluk ilahi
atau leluhur mistis, sehingga ritual itu mengingatkan peristiwa-peristiwa
primordial dan juga memelihara serta menyalurkan dasar masyarakat dengan masa
lampau yang suci dan melanggengkan tradisi suci serta memperbaharui fungsi-fungsi
dan hidup anggota kelompok tersebut. Oleh karena itu upacara syukuran dianggap
memuat perubahan eksistensial yang fundamental pada manusia dan mengangkat
pengalaman baru yakni pengalaman akan yang ilahi.
- Tehnik Upacara
Syukuran
Suatu ritual atau upacara syukuran merupakan bagian dari
tradisi zaman dahulu, secara global upacara-upacara dapat digolongkan sebagai
bersifat musiman dan bukan musiman. Ritual-ritual musiman terjadi pada
acara-acara yang sudah ditentukan, kesempatan untuk melaksanakannya selalu
merupakan suatu peristiwa dalam siklus lingkaran alam siang dan malam.
Musim-musim gerhana, letak planet dan bintang-bintang. Sehingga untuk
mengaitkan pelaksanaan ritual dengan lingkar alam merupakan dasar bagi
perkembangan astronomi dan mengarah langsung pada tiga hal yang termasyhur
dalam ilmu pengetahuan kuno. Sebagaimana di paparkan Tiev dalam upacara-upacara
musiman hampir selalu bercorak komunal dan menyesuaikan secara teratur
kebutuhan-kebutuhan yang berulang dari masyarakat sosial dan upacara-upacara
bukan musiman (saat krisis) mungkin atau bisa jadi tidak bercorak komunal
Mengenai pemaparan Tiev tersebut dapat dipahami bahwa teknik
upacara musiman itu bercorakkan menyelesaikan secara teratur
kebutuhan-kebutuhan yang berulang dari masyarakat social tentunya mengikuti
tradisi zaman dahulu yang dilakukan secara turun temurun. Seperti halnya pada
acara upacara-upacara seperti tahun baru yang mengantisipasi akhir musim dingin
dan permulaan musim semi, serta ritual-ritual perburuan dan pertanian yang
mengarah pada pembaharuan dan mengintensifikan kesuburan dan panenan.
- Fungsi Spiritual Atau Nilai Sakralitas
Yang Terkandung Dalam Upacara Syukuran
Upacara syukuran sering kali bertujuan memohon keselamatan
bagi seluruh warga masyarakat yang hadir pada saat acara tersebut, serta
memohon agar mereka mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah SWT. Disamping
itu masyarakat yang melaksanakan upacara syukuran sebagai suatu amanat
pendahulu, atau nenek moyang yang pernah mereka terima dari pendahulu
sebelumnya (meneruskan tradisi yang telah di wariskan), sehingga dengan
melaksanakan upacara ini maka akan terasa tenang, karena telah menjalankan
suatu amanat serta kebudayaan yang membina hubungan yang baik antara manusia
dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. dengan demikian upacara ini juga merupakan salah
satu sarana untuk menghubungkan dengan Tuhan.
Manusia yang tidak mendapat petunjuk sehingga menjadi
orang-orang sesat dan jauh dari jalan yang lurus, selanjutnya Allah SWT memilih
dan mengutus Nabi dan Rosulnya Muhammad SAW untuk menyampaikan berita tentang.
Kehadiran Nabi Muhammad bukan hanya untuk satu kaum, tetapi untuk semua
golongan manusia disepanjang zaman. Selain itu juga Muhammad SAW diutus alam
semesta sebagai rahmat, adapun rahmat yang
dibawah tersebut adalah petunjuk, bimbingan peringatan dan pengajaran
yang disebut ajaran islam. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqoraoh ayat 208:
$yg•ƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# ’Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? VºuqäÜäz
Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Ar߉tã ×ûüÎ7•B
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”
Selanjutnya
dalam surat
Al-An’am ayat 153:
¨br&ur
#x‹»yd
‘ÏÛºuŽÅÀ
$VJŠÉ)tGó¡ãB
çnqãèÎ7¨?$$sù
( Ÿwur
(#qãèÎ7Fs?
Ÿ@ç6¡9$#
s-§xÿtGsù
öNä3Î/
`tã
¾Ï&Î#‹Î7y™
4 öNä3Ï9ºsŒ
Nä38¢¹ur
¾ÏmÎ/
öNà6¯=yès9
tbqà)Gs?
Artinya:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan
ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”
Sehubungan dengan firman Allah diatas, maka dapatkah dipahami
bahwa islam sebagai agama yang diridhoi Allah atau agama yang haq, merupakan
jalan lurus, mengajarkan bahwa setiap manusia mempunyai peluang yang sama untuk
menjadi orang-orang yang beruntung. Orang yang beruntung dengan sepenuh hati
memasuki ajaran Islam adalah orang yang mendapat petunjuk dan hidayah Allah,
dan berada dijalan yang lurus menuju keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan
lahir dan batin, dunia dan ahirat.
Masyarakat jawa pada umumnya berkeyakinan bahwa Tuhan
merupakan pusat dari alam semesta, maksudnya segala sesuatu yang ada dialam
semesta terpusat dan tergantung pada kehendak Tuhan, oleh karenanya upacara
bersifat suci berupa kegiatan spiritual maka harus disertai sikap mental yang
baik, suci dan khidmat agar lancar dalam menjalankan ritual tersebut. Atas
dasar itu upacara syukuran di pandang sebagai perbuatan baik yaitu selalu
mengingat Tuhan dan mengingat jasa-jasa para pendahulu yang dengan cara
melakukan sedekah atau amal yang dapat di wujudkan salah satunya dalam bentuk
makanan yang mana makanan itu dimakan secara bersama-sama setelah makan
dilanjutkan dengan berdo’a bersama-sama pula.
4. Nilai-Nilai
Pendidikan Islam yang Terkandung Dalam Upacara Syukuran
Istilah nilai adalah suatu
yang abstrak yang tidak bisa dilihat, diraba maupun dirasakan dan tak terbatas
ruang lingkupnya. Nilai sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktifitas
manusia yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasannya. Karena
keabstrakannya itu, maka timbul beberapa macam pengertian, diantaranya sebagai
berikut:
1. Nilai adalah suatu perangkat
keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang
memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterkaitan
maupun perilaku.
2. Nilai adalah suatu pola
normatif, yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang
ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi-fungsi dan
bagian-bagiannya.
Jadi yang dimaksud dengan
nilai merupakan standart umum yang diyakini, diserap dari keadaan obyektif
maupun diangkat dari keyakinan atau identitas yang diberikan atau diwahyukan
oleh Allah, yang pada gilirannya merupakan perasaan umum, kejadian umum,
identitas umum yang oleh karenanya menjadi syari’at umum.
Pendidikan sebagai usaha
membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek kerohanian dan
jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Pendidikan sebenarnya dapat
ditinjau dari dua segi, pertama dari sudut pandang masyarakat berarti pewarisan
kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda agar hidup berkelanjutan.
Sedangkan kedua dipandang dari segi individu, berarti mengembangkan
potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi di dalam diri individu manusia.
Definisi pendidikan
dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan yang beraneka ragam antara lain
sebagai berikut: Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan secara
sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Sedangkan menurut pendapat M.
J. Langeveld, pendidikan adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju kepada
kedewasaan dan kemandirian. Sedangkan menurut Jamil Shaliba, pendidikan adalah
penembangan fungsi-fungsi psikis melalui latihan sehingga mencapai kesempurnaan
sedikit demi sedikit. Tim Dosen IKIP Malang dalam mengartikan pengertian pendidikan adalah aktifitas
dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina
potensi-potensi pribadinya, yaitu (piker, karsa, rasa, cipta dan budi nurani).
Pengertian pendidikan islam
sebetulnya sudah cukup banyak dikemukakan oleh para ahli sebagaimana dikutip
oleh Muh. Shofan sebagai berikut:
1. Ahmad D. Marimba dalam bukunya Filsafat
Pendidikan Islam menyatakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan jasmani
rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran islam.
2. Syaminan Zaini, pendidikan islam adalah usaha
mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran islam, agar terwujud kehidupan
manusia yang makmur dan bahagia.
3. Ramayulis, pendidikan islam adalah suatu
proses edukatif yang mengarah pada pembentukan akhlak atau kepribadian.
4. Soekarno dan Ahmad Soepardi, pendidikan yang
berasaskan ajaran islam dalam membina dan membentuk pribadi muslim yang
bertaqwa kepada Allah.
5. Ahmad Tafsir, pendidikan Islam adalah
bimbingan yang berisikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai ajaran Islam.
6. Pendidikan Islam adalah sistem yang islami,
yang memiliki komponen-komponen secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok
muslim yang diidealkan.
Dari
berbagai definisi yang dikemukakan di atas, maka pendidikan Islam dapat
disimpulkan bahwa pendidikan Islam membimbing jasmani rohani manusia yang
menurut hukum agama Islam menuju terbentuk kepribadian yang utama menurut Islam,
yang berarti menitik beratkan pada bimbingan jasmani rohani berdasarkan ajaran
islam dalam membentuk akhlak mulia dan mengembangkan fitrah manusia semaksimal
mungkin secara bertahap. Bahkan Zuhairini juga telah menjelaskan bahwa Islam
memandang pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup
seseorang. oleh karena itu, ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu kegiatan hidup yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, berlangsung
seumur hidup, semenjak buaian hingga ajal datang, dan berlangsung cukup lama
atau life long education. Dari sini dapat di tarik kesimpulan bahwasanya pendidikan adalah wajib hukumnya
bagi manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, ntuk itu mempelajari suatu
ilmu, baik itu ilmu agama ataupun ilmu keduniaan sangat penting untuk kehidupan
manusia dengan tujuan untuk bekal hidupnya di dunia dan akhirat.
Kedudukan itu secara tidak langsung telah
menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisakan dengan hidup dan
kehidupan manusia. Bagi umat islam, agama merupakan dasar utama dalam mendidik
anak-anaknya melalui sarana-sarana pendidikan. Karena dengan menanamkan
nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak
kelak pada masa dewasa.
Pendidikan dan penanaman nilai agama juga
tidak terlepas dan erat kaitannya dengan adanya kebudayaan atau adat istiadat,
dimana kebudayaan selalu ada dalam kehidupan manusia bermasyarakat, hidup
berdampingan antara satu dengan yang lainnya. Dari hal ini juga dapat kita
ambil intisari nilai pendidikan atau kebudayaan dalam suatu tradisi masyarakat,
yang mana dengan topik yang penulis ambil sebagai penelitian, bahwasanya dalam
masyarakat tersebut tepatnya didesa Gumeno mempunyai tradisi yang mungkin khas
terdengar ditelinga kita, dimana bulan Ramadhan bagi masyarakat Islam memiliki
makna tersendiri. Bulan yang datangnya setahun sekali ini tidak hanya diikuti
ritual berpuasa, amalan ibadah sunnah, dan di akhiri dengan perayaan Hari Raya
Idul Fitri. Di berbagai daerah bulan Ramadhan selalu di ikuti pernik-pernik
budaya tradisional yang menyertai. Budaya atau adat istiadat ini berkembang dan
di pertahankan sebagai warisan adiluhung nenek moyang kita.
Baca Juga :
- Faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Remaja
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar (Prestasi Belajar)
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Orang Tua
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
- Faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan
Di mana nilai-nilai pendidikan islam yang
terkandung dalam upacara tersebut seperti yang di tuturkan dalam Warta Giri,
bahwa kihlasan, kebersamaan dan gotong royong adalah merupakan modal dasar yang
menjadi motivasi dan merupakan kunci utama tradisi kolak ayam atau sanggring
ini bisa lestari di peringati sepanjang masa.
Labels:
Pendidikan,
Pengajaran
Thanks for reading Upacara Syukuran Sebagai Kebudayaan di Indonesia. Please share...!